JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menyatakan, dirinya siap dibenturkan dengan opini publik terkait kesimpulan yang diambil kementerian mengenai dugaan contek massal di SD Gadel II Surabaya. Dalam pernyataannya pekan lalu, Nuh mengungkapkan, berdasarkan analisa pola jawaban, disimpulkan tak ada contek massal di sekolah tersebut seperti diungkapkan salah satu orangtua siswa, Siami. Kesimpulan ini sempat memancing kontroversi publik.
Publik telanjur mengambil opini. Jangan karena sudah terbentur opini tentang contek massal, maka semua sepakat ada contek massal.
"Dalam kesempatan ini, saya semakin memastikan bahwa tidak ada contek massal di SD Gadel. Biar berbenturan dengan opini publik, yang penting saya punya dasar dan ada alasannya," kata Nuh, Selasa (21/6/2011) siang di Jakarta.
Ia mengakui bahwa instruksi untuk memberikan contekan memang terjadi. Namun, berdasarkan analisa terhadap lembar jawaban 60 siswa SD Gadel peserta ujian, ia bersikukuh tak ada pola mencontek yang dilakukan secara massal.
"Instruksi itu memang ada dan sudah diambil tindakan untuk pihak terkait karena tak diragukan lagi itu adalah kesalahan. Tetapi, tidak serta-merta para siswa melakukan contek massal," ujarnya.
Nuh menambahkan, teori sistemnya adalah proses, input dan output. "Prosesnya kita sama-sama tidak tahu, tetapi output-nya adalah lembar jawaban itu. Setelah dianalisa, ternyata salahnya tidak sama semua. Dari distribusinya itu tidak sama, karena jika contek massal pasti sama," tambahnya.
"Publik telanjur mengambil opini. Jangan karena sudah terbentur opini tentang contek massal, maka semua sepakat ada contek massal. Kita tidak perlu mengambil keputusan spekulatif tanpa dibuktikan," kata Nuh.